Penerapan Total Quality Management (TQM) di Pendidikan Tinggi : Antara Idealisme dan Kenyataan

Main Article Content

Lisa Amelia Fransen

Abstract

Total Quality Management (TQM) menjadi relevan karena wujud pendidikan tinggi sebagai sebuah perangkat yang didasarkan pada penciptaan dan penyebaran pengetahuan dan pemahaman memang disinyalir mengalami kemerosotan mutu. Perbaikan mutu merupakan salah satu komitmen pemerintah di sektor pendidikan. Sistem akreditasi program studi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan sistim pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang memfokuskan pada pengawasan fungsional, terasa kurang tepat untuk dijadikan jaminan bahwa perguruan tinggi sudah memberikan pendidikan yang bermutu bagi mahasiswanya. Total Quality Management (TQM) didefinisikan sebagai konsep perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, yang melibatkan semua karyawan di setiap level organisasi, untuk mencapai kualitas yang ‘exellent’ dalam semua aspek organisasi melalui proses manajemen. Dalam rangka usaha perbaikan mutu, evaluasi program yang dilakukan sudah mencakup evaluasi terhadap tujuan-tujuan dari universitas atau tridarma perguruan tinggi. Akan tetapi, sampai sejauh ini, belum bisa disimpulkan bagaimana pencapaian mutu suatu universitas atau mutu sistim pendidikan tinggi secara keseluruhan. Hal ini diduga antara lain karena praktek-praktek TQM yang ada saat ini belum dikembangkan dengan optimal. Alasan lainnya adalah karena prinsip-prinsip TQM yang lain, yaitu penilaian tentang pencapaian mutu tidak dilakukan. Untuk itu diperlukan kajian ulang sasaran-sasaran mutu universitas, komitmen yang kuat tentang pencapaian mutu dalam renstra setiap universitas dan diselenggarakan quality audit secara rutin untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu.

 

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Fransen, L. A. (2016). Penerapan Total Quality Management (TQM) di Pendidikan Tinggi : Antara Idealisme dan Kenyataan. Jurnal Eksplora Informatika, 4(1), 53-62. Retrieved from https://eksplora.stikom-bali.ac.id/index.php/eksplora/article/view/95
Section
Articles

References

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Laporan Tahunan Universitas Pajajaran Tahun Anggaran 2000 ( Jakarta: 2001), hlm. 28.

Heizer, J., & Render, B., 2006, Manajemen Operasi, Alih Bahasa: Dwianoegrahwati, S & Indra, A., Salemba Empat, Jakarta.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Manajemen.Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Handoko, H. 2001, Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

CHES. 1993. Identifying and Developing a Quality Ethos in Higher Education: Newsletter No.3. London: Center for Higher Education Studies.

Wiliams, G.L. 1992. Changing Patterns of Finance in Higher Education. Buckingham, U.K: Open University Press.

Deming, W.E. 1986. Out of The Crisis. Cambridge, Massachusetts: M.I.T., Center for Advanced Engineering Study.

Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas untuk Industri Jasa. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Arcaro, J.S. 1995. Quality in Education : An Implementation Handbook, Delray Beach: St. Lucie Press, Florida.